Melatih Insting agar kuat


Makhluk hidup yang dikenal sangat bergantung kepada insting adalah hewan. Hewan menggunakan insting mereka untuk menghindari predator/pemangsa. Seekor rusa dapat segera kabur ketika seekor singa mengincarnya karena memiliki insting. Seekor nyamuk dapat menghindari manusia yang hendak menepuknya karena memiliki insting. Jika menonton spiderman (manusia setengah laba-laba dan setengah manusia) kita dapat mengetahui kalau dia juga memiliki insting ketika musuhnya sedang mengincarnya dan dengan sigap spiderman dapat menghindari serangan musuh (maaf kebanyakan nonton film).
Manusia selain mengandalkan akal pikiran terkadang juga mengandalkan insting dalam bertindak. Jika manusia itu mau mengasah instingnya maka ia bisa melakukannya. Beberapa cara dalam mengasah insting, yang pertama yaitu dengan melatihnya. Seorang pemain bola profesional dengan sangat “enaknya” memainkan bola (menendang bola, menjuggling bola, mengoper bola, dan sebagainya). Ketika baru pertama kali mengenal sepak bola, tentu saja dia tidak bisa memainkan bola, tetapi seiring berjalannya waktu dia berlatih teratur maka akan semakin ahli dalam bermain bola tidak hanya sekedar teori di atas kertas. Untuk mencetak gol dari jarak 20meter tidak perlu dia menghitung dahulu kekuatan tendangannya, kecepatan dan arah angin, dan sudut tendangannya (atau bahkan mengingat masa lalu dia ketika pertama kali betemu teman-teman masa kecilnya- Captain Tsubasa.red). Pertandingan sepak bola pada kenyatannya tidak seperti film Captain Tsubasa yang untuk mencetak satu gol saja perlu setengah episode, karena nantinya bola tersebut segera direbut lawan. Insting bermain bola akan semakin matang ketika dia terus berlatih. Dalam cara pertama ini teori dan praktek sangat berperan.
Cara yang kedua untuk melatih insting yaitu dengan fokus pada satu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus. Orang yang belum bisa menyetir mobil dapat dengan cepat menguasainya jika dia terus berlatih menyetir dan “berani turun ke jalan”. Orang yang berlatih menyetir mobil setiap hari akan lebih cepat bisa dibandingkan orang yang berlatih menyetir sebulan sekali. Pada awalnya, kaki dan tangan memang belum terbaisa “memainkan” pedal gas-rem-kopling dan setir mobil tetapidengan berltih  lama kelamaan akan menjadi terbiasa tidak hanya dalam menguasai mobil tetapi juga menguasai kondisi jalan. Seseorang yang sudah terbiasa menyetir ketika akan berbelok di jalan sempit sementara kiri-kanan jalan adalah selokan tidak perlu lagi dia menghitung kecepatan mobil dan sudut berbelok yang tepat agar mobil dapat berbelok dengan aman, karena dengan instingnya dia sudah dapat membelokkan mobil dengan aman. Seorang supir yang sudah terbiasa menyetir juga tidak akan berubah statusnya menjadi “supir maut” yang akan mencelakakan orang lain. Dalam cara kedua ini praktek sangat berperan.
Cara yang ketiga yaitu dengan terus memikirkannya. Jika dua sebelumnya insting yang ingin diasah lebih kepada kejadian diri sendiri maka yang ketiga lebih kepada kejadian yang dialami orang lain. Ada seorang pemuda yang sangat menyukai seorang gadis sejak lama. Karena terbentur masalah prinsip mereka tidak mungkin berpacaran, tetapi gadis itu sudah tau kalau si pemuda menyukainya. Beberapa bulan berlalu mereka tidak berkomunikasi, hingga pada suatu malam si pemuda bermimpi bertemu si gadis. Mimpi itu terus berlangsung pada hari-hari berikutnya, bahkan pada beberapa mimpi diketahui bahawa si gadis sedang melangsungkan prosesi akad nikah tetapi belum terlihat siapa yang menikahinya. Mimpi itu terus berlangsung selama sebulan hingga suatu hari si pemuda mendapat undangan kalau si gadis ternyata akan segera menikah dengan pemuda yang lain. Insting si pemuda tentang gadis pujaannya menikah yang terlihat dalam mimpi-mimpinya ternyata tepat. Namun tidak ada yang dia dapat lakukan selain mengahadiri prosesi pernikahan tersebut. Perasaan yang sangat kuat ternyata mampu menguatkan insting terhadap kejadian yang akan terjadi terhadap orang lain. Dalam cara yang ketiga ini kekuatan pikiran yang berpengaruh.
Jadi, silakan dicoba kawan-kawan
Share this article :

+ komentar + 2 komentar

5 Desember 2018 pukul 23.03

Sepertinya insting memang akan menurun jika tidak banyak digunakan ya, seperti dikatakan di nomor 2.

Dan sepertinya insting juga menurun seiring usia.

Dulu waktu masih kecil, aku sering banget nemu barang2 berharga karena insting.

Bisa milih jalan, mana yang kira2 ada barang menarik,
BUt sekaran, skill itu sudah hilang.

Anyway nice post.

( Blog walking dari www.dunia-lelaki.com

10 Desember 2019 pukul 10.49

Betul banget

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Eagle Eye’s - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger